Lognews201.com, Jakarta – Satuan kerja di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Direktorat Kursus dan Pelatihan (Ditsuslat) semakin memantapkan program-programnya dalam mendorong lahirnya sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, melalui pendidikan non-formal, kursus dan pelatihan demi memperkuat SDM yang siap kerja sesuai kebutuhan industri dengan program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan siap berwirausaha melalui program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW).
Melalui kelas kursus generasi muda dapat menambah keterampilan meningkatkan bakat dan hobinya menjadi lebih bernilai, Direktur Kursus dan Pelatihan, Wartanto mengatakan penguatan dan pengambangan program tidak hanya berfokus pada keahlian dan keterampilan peserta didik, namun juga mempersiapkan lembaga-lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan (LKP) yang benar-benar mampu melatih peserta didiknya sesuai kebutuhan industri.
Lebih lanjut, Wartanto mewajibkan LKP untuk menjalin kerja sama dengan industri, melengkapi fasilitas/infrastruktur sesuai perkembangan di dunia industri, serta harus adanya manajemen yang melek digital, hingga pemasaran program.
“Kerja sama LKP dengan industri sendiri dilakukan agar memiliki kurikulum dan instruktur sesuai perkembangan industri serta kesempatan magang bagi peserta didik. Inilah yang disebut penguatan program dari hulu,” kata Wartanto di Jakarta, pada Jumat (28/10).
Sementara di hilir, Ditsuslat menurut Wartanto, memastikan anak-anak yang dididik dalam program PKK akan mengikuti uji untuk mendapatkan sertifikat kompetensi sebagai pengesahan atas kompetensi sesuai kebutuhan industri yang telah dikuasainya pada akhir program. Kegiatan uji kompetensi ini dilakukan oleh lembaga sertifikasi kompetensi sebagai lembaga resmi yang diakui pemerintah dan berdiri secara independen.
Penguatan program yang terus dilakukan utamanya untuk mendorong adanya perubahan bagi anak-anak Indonesia, terutama anak usia sekolah tidak sekolah dan tidak bekerja yang merupakan target utama program-program Ditsuslat.
Cerita-cerita perubahan yang berhasil diciptakan dari peserta didik lulusan kursus dan pelatihan merupakan pencapaian yang membanggakan bagi Kemendikbudristek, khususnya Ditsuslat.
Seperti pada cerita Gusnur Rohmat asal Trenggalek yang sempat putus asa karena putus kuliah dan akhirnya ‘banting setir’ mengikuti kursus tata kecantikan rambut, kini sukses sebagai pemilik Gosbol Barbershop yang berhasil memperkerjakan anak-anak muda di sekitarnya. Kisah inspiratif dari Gusnur ini dapat disimak pada tautan berikut https://www.youtube.com/watch?v=7Feg4n3Jsps.
Selain Gurnur, cerita perubahan lain juga dirasakan Widiayaningsih Trikusumastuti, remaja lulusan SMP yang berhasil melewati masa kelam kehidupannya setelah memutuskan kursus. Widiayaningsih kini berhasil memiliki jasa beauty home care dengan 10 – 15 pelanggan per hari di tanah kelahirannya di Surakarta. Kisah inspiratif Widya juga dapat disimak pada tautan berikut https://www.youtube.com/watch?v=Ey8-q6cadzU.
Kemudian, ada Maulana Yusuf Al Muzaki, lulusan LKP Andini Jombang yang kini tengah membangun galerinya sendiri berkat kesuksesannya sebagai make up artist populer di Jombang dengan antrian klien sampai tiga bulan. Untuk kisah inspiratif Maulana Yusuf dapat disimak pada tautan berikut https://www.youtube.com/watch?v=zg2i8_VLFcA.
Sepanjang 2017 – 2022, tercatat telah ada 224.072 peserta didik PKK yang telah mengikuti program bantuan uji kompetensi. Selain peserta PKK, uji kompetensi juga diikuti oleh peserta kursus reguler dan kursus mandiri, dan secara keseluruhan, sudah ada 663.311 peserta program uji kompetensi sejak 2009. Sebagai pemegang sertifikat kompetensi para lulusan ini akan memiliki kesempatan lebih besar untuk bekerja di industri bidang keterampilan yang diambilnya. (Amr-untuk Indonesia)