lognews.co.id, Jakarta - Dampak negatif dari sampah organik atau sampah basah apabila tidak diolah dengan benar, bisa menjadi tempat bersarangnya berbagai bakteri, sumber bau, dan resapannya akan mencemari air tanah, sehingga membahayakan manusia dan makhluk hidup disekitarnya. (17/5/2024)
Oleh karenanya, Mercure Convention Center Ancol Hotel mengambil peran menjadi bagian dari solusi, menjaga lingkungan tetap sehat melalui inisiatif pengolahan sampah basah dengan budaya larva maggot yang berasal dari lalat buah atau dikenal sebagai BSF (Black Soldier Fly) atau lalat tentara hitam.
Kemampuan Maggot mengurai makanan tidak perlu diragukan, mereka sanggup menghabiskan sampah organik 2 sampai 5 kali bobot tubuhnya selama 24 jam, untuk satu kilogram maggot dapat menghabiskan 2 sampai 5 kilogram sampah organik per hari.
Proses pengolahan sampah basah atau organik yang melibatkan mikroorganisme seperti diatas ditujukan untuk mengubah sampah organik menjadi produk yang bernilai tinggi, metode ini dikenal dengan sebutan biokonversi.

House Keeping Manajer, Anton Wibowo selaku ide kreator sekaligus penanggung jawab lapangan dibantu oleh asistennya, Bambang memastikan siklus hidup Maggot terjaga dengan baik, mulai dari telur, larva, prepupa, pupa dan menjadi lalat dewasa, kemudian berkembang biak menjadi telur lagi di sebuah kandang “Maggot BSF Station” sebagai kelangsungan program dari “Food Cycle Farm” yang ada di Mercure Convention Center Ancol Hotel.
Maggot BSF Station sudah berjalan sejak dimulainya pengurangan sampah organik pada bulan November 2023 lalu, hal tersebut memberikan banyak perubahan bagi lingkungan. Seperti digunakannya sisa pakan Maggot yang mempunyai unsur hara yang baik, dijadikan pupuk aneka tumbuhan dilingkungan Hotel, sementara larva Maggot dijadikan pakan utama ikan nila yang dibudidayakan Anton beserta stafnya di samping kandang Maggot.
Sebelumnya sampah basah dan sampah kering diangkut ke Tempat Pengolahan Sampah (TPS), kemudian dengan adanya Maggot BSF Station bisa mengurangi komposisi sampah basah yang dibuang.
Berkat kerjasama aktif bersama Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara, Mercure Hotel Ancol menjadi tempat saling berbagi, baik pakan maupun larva Maggot bila dibutuhkan, sehingga “Recycling food” yang diolah dengan proses alami menjadi tindakan proaktif semua lembaga atau kalangan dalam pengelolaan lingkungan yang hijau, bersih dan sehat.
Setiap hari Anton berkoordinasi dengan departemen Food And Beferage mengolah sisa makanan atau sampah basah agar tidak langsung dibuang, tetapi dijadikan “Recycle Food” sehingga tidak ada sampah basah yang terbuang percuma (zero waste).
BSF mempunyai nama latin, Hermetia Illucens, memiliki siklus yang relatif singkat dan reproduksi yang tinggi, rata rata usia mereka, semenjak usia telur hingga mampu bertelur kembali sekitar 45 hari masa hidup (tergantung berbagai kondisi).
Menariknya, dari perbincangan tim lognews.co.id dan lognewsTV saat meninjau sistem pengolahan lingkungan sehat tersebut, Bambang mengatakan setelah lalat dewasa kawin, sang pejantan paling lama setelah 5 hari akan mati, kemudian betina akan menelurkan anaknya di selah selah kayu palet persegi yang sudah dimodifikasi, kemudian begitu telurnya menetas, 1 indukan bisa menghasilkan 1 cluster telur atau sekitar 500-900 larva yang menetas setelah 3-4 hari.

Bagja S. Alam, Marketing Communication, mengatakan belum banyak yang mengetahui cara untuk menjaga agar bumi kita tetap sehat, terutama dimulai dari diri sendiri dengan memilah sampah basah dan sampah kering sebagai bentuk kepedulian lingkungan dalam mengurangi karbon dioksida.
Dengan adanya budaya Maggot, bisa membantu menjaga kesehatan lingkungan dan menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan sehingga hotel ramah lingkungan dengan konsep Green Hotel yang diterapkan Mercure Hotel bisa dirasakan manfaatnya untuk semua orang.
Lebih lanjut, Bagja ingin memastikan bisnis pariwisata ataupun makanan telah memenuhi standar kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan keberlanjutan lingkungan, untuk itu Mercure Hotel Ancol berkomitmen untuk melestarikan alam salah satunya dengan program melepaskan ketergantungan penggunaan air minum kemasan plastik, sejalan dengan kapanye grup Accor yaitu “No more single use plastic”, dengan membuat terobosan “osmosis water” tanpa botol, yaitu menghapus penggunaan air minum dalam kemasan. (Amr-untuk Indonesia)


