lognews.co.id, Jakarta - Sri Mulyani meninjau pengeluaran truk yang membawa barang impor di Jakarta International Container Terminal (JITC), Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (18/5/2024).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turut melepas langsung sejumlah kontainer yang sempat tertahan di pelabuhan tersebut. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga ikut hadir dalam pelepasan tersebut.
"Pagi ini realisasi pengeluaran barang ini tentu kita berharap bahwa dari KPU Bea Cukai Tanjung Priok bisa segera merilis komoditas-komoditas yang telah diatur dalam Permendag 8 tahun 2024," ujar Menko Airlangga di Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (18/5/2024).
Sebelumnya dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakata, Jumat, (17/5/2024) Airlangga menjeaskan Presiden Jokowi telah mengintruksikan agar seluruh barang tertumpuk harus dikeluarkan dengan segera. Sehingga dia bersama dengan Sri Mulyani akan mengeluarkan seluruh kontainer yang tertahan di pelabuhan.
Sri mulyani menjelaskan ada 17.304 kontainer yang tertahan sejak tanggal 10 Maret sejak Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 36/2023 jo 3/2024 jo 7/2024, untuk pengetatan impor dan penambahan persyaratan perizinan impor berupa Pertimbangan Teknis, ditemukan sejumlah kendala dalam proses perizinan impor yang mengakibatkan penumpukan kontainer di beberapa pelabuhan utama seperti Tanjung Priok dan Tanjung Perak.
Kemudian sebanyak 9.111 kontainer di Pelabuhan Tanjung Perak juga belum bisa mengajukan Dokumen Impor, karena belum terbitnya Persetujuan Impor dan Pertimbangan Teknis. Kontainer tersebut terdiri dari komoditas besi baja, tekstil, produk tekstil, produk kimia, produk elektronik, dan sejumlah komoditi lainnya.
Sri Mulyani menyinggung adanya Kerjasama semua intansi yang mendukung kesiapan dari seluruh ekosistem di pelabuhan, sehingga tidak hanya Bea dan Cukai seperti yang selama ini menjadi perhatian masyarakat, namun diperlukan juga dukungan kerjasama dari institusi-institusi yang ada di Pelabuhan Tanjung seperti karantina, Badan POM, serta Pelindo.
Untuk itu menurut Sri Mulyani, 17.304 kontainer dan 9.111 kontainer di Tanjung Perak harus disegerakan untuk laporan surveir sehingga tidak menjadi bottleneck baru yang menyebabkan tersendatnya pergerakan ekonomi, bahan baku yang dibutuhkan untuk supply chain dan kegiatan-kegiatan Manufaktur di Indonesia.
Dirinya menyambut gembira perubahan Permendag Nomor 36 tahun 2024 menjadi Permendag Nomor 8 tahun 20024 yang menyederhanakan proses persyaratan untuk pelepasan kontainer dengan megubah persyaratan menjadi hanya laporan surveyor, sehingga sudah ada 13 kontainer di Tanjung Priok dan 18 kontainer lainnya yang sudah dikeluarkan.
"Artinya dengan tadi malam sudah dikeluarkan Permendag (Nomor 8 Tahun 2024) kita langsung bisa mengeluarkan 13 kontainer di sini dan 17 di Tanjung Perak," kata Sri Mulyani. (Amr-untuk Indonesia)


