lognews.co.id – Waktu enam detik mungkin terdengar sebentar, tetapi itulah durasi rata-rata yang dibutuhkan seorang perekrut untuk menilai sebuah CV. Jika dalam waktu singkat itu tidak ada yang mencuri perhatian, besar kemungkinan CV akan langsung dilewatkan.
Dalam proses rekrutmen, CV menjadi pintu awal bagi pelamar untuk menunjukkan siapa dirinya. Namun sayangnya, masih banyak pencari kerja yang menyepelekan tampilan dan isi CV, sehingga peluang lolos ke tahap selanjutnya pun terlewatkan begitu saja.
Tampilan Bersih, Isi Padat
Menurut praktisi HR dan rekruter di berbagai perusahaan, desain CV yang terlalu ramai atau tidak rapi justru bisa menyulitkan pembacaan cepat. Font profesional seperti Arial, Calibri, atau Helvetica disarankan agar lebih mudah dibaca.
Selain itu, ringkasan profil di bagian atas sangat dianjurkan. Cukup satu paragraf singkat berisi nama, keahlian utama, serta tujuan karier. Bagian ini penting sebagai “hook” agar perekrut tertarik membaca lebih lanjut.
Utamakan yang Relevan dan Terukur
Pengalaman magang, organisasi, atau proyek yang berkaitan langsung dengan posisi yang dilamar sebaiknya diletakkan di bagian atas. Gunakan kata kerja aktif dan, jika memungkinkan, sertakan angka untuk menunjukkan pencapaian. Misalnya, “mengembangkan strategi konten media sosial yang meningkatkan interaksi sebesar 30% dalam sebulan.”
CV yang berisi hasil kerja konkret akan terlihat lebih menjanjikan dibanding sekadar daftar aktivitas tanpa dampak yang jelas.
Tautan Digital Jadi Nilai Tambah
Dalam era digital, menyertakan tautan ke portofolio online atau profil LinkedIn bisa menjadi keunggulan tersendiri. Perekrut tidak hanya menilai lewat teks di CV, tetapi juga ingin melihat bukti karya atau pengalaman secara langsung.
Cukup Satu Halaman untuk Pemula
Bagi mahasiswa tingkat akhir atau lulusan baru, satu halaman CV dianggap cukup. Fokus pada kualitas, bukan kuantitas. Informasi yang terlalu banyak justru bisa membuat perekrut kehilangan fokus pada poin utama.
Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, menyusun CV bukan lagi sekadar formalitas, melainkan strategi komunikasi pribadi yang harus dirancang dengan cermat. Enam detik bisa menentukan nasib sebuah aplikasi kerja, dan CV yang efektif harus mampu menyampaikan potensi pelamar secepat dan sejelas mungkin. (Sahil untuk Indonesia)


