lognews.co.id, Indramayu – Pemerintah pusat dan daerah mempercepat realisasi Sekolah Rakyat (SR) di Kabupaten Indramayu dengan memanfaatkan bangunan eks Wisma Haji di Jalan Olahraga. Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), meninjau langsung progres pendirian Sekolah Rakyat yang merupakan program prioritas Presiden RI Prabowo Subianto, Sabtu (24/5/2025).
Sekolah Rakyat ini dijalankan oleh Kementerian Sosial RI dan menargetkan siswa dari keluarga miskin ekstrem untuk mendapatkan akses pendidikan SMP secara gratis dengan fasilitas asrama. Bangunan eks Wisma Haji yang sebelumnya tidak terpakai, diusulkan oleh Bupati Indramayu Lucky Hakim untuk dialihfungsikan sebagai Sekolah Rakyat. Usulan ini langsung mendapat respon positif dari Kementerian Sosial dan kini sudah masuk tahap akhir persiapan.
Menurut Muhaimin Iskandar, kondisi bangunan eks Wisma Haji Indramayu masih sangat baik. “Tadi saya sudah lihat langsung, bangunannya masih bagus, ini tinggal dilakukan perbaikan beberapa bagian. Kementerian PU sedang melakukan perhitungan terakhir,” jelas Cak Imin. Fasilitas kamar yang nyaman dan kamar mandi di dalam kamar tidur menjadi nilai tambah bagi kenyamanan siswa.
Bupati Lucky Hakim menegaskan, pendirian Sekolah Rakyat merupakan upaya bersama pemerintah pusat dan daerah untuk pemerataan hak pendidikan. “Dengan Sekolah Rakyat, anak-anak dari keluarga tidak mampu tetap mendapatkan jaminan pendidikan. Siswa juga akan mendapatkan penginapan, akomodasi, dan fasilitas lainnya,” ujar Lucky.
Jenjang pendidikan yang akan dibuka di Sekolah Rakyat Indramayu adalah SMP dengan kapasitas 100 siswa, dibagi dalam 4 rombongan belajar (rombel) masing-masing 25 siswa. “Kita siapkan untuk 100 siswa terutama dari keluarga tidak mampu. Tahun ajaran baru ini kita harapkan sudah ada siswanya. Guru disiapkan oleh Kemensos. Paling lambat Agustus ini sudah beres,” kata Lucky Hakim.
Sekolah Rakyat di Indramayu menjadi contoh nyata kolaborasi pemerintah pusat dan daerah dalam upaya membuka akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, sekaligus memanfaatkan aset negara yang sebelumnya terbengkalai. (Amri-untuk Indonesia)
