lognews.co.id, Indramayu - Pemerintah Kecamatan Bongas, perangkat desa, dan warga ramai hadiri acara budaya adat Mapag Sri di Desa Plawangan, Senin (2/6/2025).
Suasana kebersamaan terlihat dalam acara adat Mapag Sri di Desa Plawangan, Kecamatan Bongas, dengan menampilkan gelar suara putra, dalang Tomas, dan sinden HJ. Duniawati, kehadiran warga dan perangkat desa menunjukkan antusiasme terhadap acara adat ini.
Mapag Sri merupakan tradisi penting sebagai ungkapan syukur atas hasil panen sekaligus turut melestarikan seni tradisional dengan adanya pentasan yang diisi oleh seni tradisional seperti dalang dan sinden.
Acara ini bukan sekadar upacara panen, melainkan ritual sakral yang sarat makna, memperkuat nilai gotong royong, solidaritas sosial, serta penghormatan terhadap alam dan tradisi nenek moyang. Tradisi ini menjadi refleksi budaya agraris yang hidup dan terus berkembang di tengah masyarakat Indramayu
pemerintah kecamatan bongas, Bersama warga dan perangkat desa di desa plawangan kecamatan bongas berupaya terus melestarikan Mapag Sri sebagai bagian dari identitas budaya Indramayu sekaligus mendukung pembangunan sosial dan ekonomi desa
Mapag Sri merupakan simbol penghormatan terhadap tradisi leluhur dan kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun
Melalui tradisi ini, masyarakat diajak untuk selalu bersyukur, berbagi, dan menjaga kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat
Rangkaian acara diawali dengan musyawarah desa untuk menentukan hari pelaksanaan dan pengumpulan dana secara gotong royong
Selain sebagai ritual keagamaan dan adat, Mapag Sri juga menjadi ajang mempererat tali silaturahmi, memperkuat solidaritas, dan menjaga harmoni antarwarga desa.
Mapag dalam bahasa Jawa halus berarti "menjemput", sedangkan Sri merujuk pada padi atau Dewi Sri, dewi padi yang dipercaya sebagai pemberi kehidupan dan kemakmuran
Mapag Sri secara harfiah berarti "menjemput padi", yaitu menyambut masa panen sebagai wujud syukur atas hasil kerja keras selama musim tanam
tradisi adat masyarakat Indramayu, khususnya di kalangan petani, yang dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas datangnya panen raya padi dengan hasil yang melimpah dan memuaskan. Tradisi ini telah menjadi bagian penting dari budaya agraris di Indramayu dan masih lestari hingga saat ini di berbagai desa. (Amri-untuk Indonesia)