الثلاثاء، 16 كانون1/ديسمبر 2025

Orasi Ilmiah Prof. Imam Suprayogo Puji Adaptivitas Kurikulum Al-Zaytun di Wisuda IAI Al-Aziz ke-6

تعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

lognews.co.id, Indonesia - Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. KH Imam Suprayogo, M.Pd., menyampaikan orasi ilmiah dalam acara Wisuda ke-6 Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziz Ma'had Al-Zaytun Indonesia. Acara berlangsung pada Senin, 15 Desember 2025, di Gedung Ali Ibn Abi Thalib, Zaytun Student Opera (Zeteso) Ma'had Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.

Mengusung tema "Menumbuhkan Etos Kerja, Motivasi, dan Disiplin untuk Melahirkan Sumber Daya Manusia yang Produktif", orasi Prof. Imam langsung mencairkan suasana. Ia membuka pidatonya dengan mengungkapkan kegembiraan melihat para wisudawan dan wisudawati, sambil secara spontan bertanya, "Di mana Syaykh?" sambil bercanda, "Mungkin sedang disimpan."

Prof. Imam menekankan keistimewaan Ma'had Al-Zaytun, di mana para siswa bisa belajar langsung dari sosok Syaykh Al-Zaytun, Syaykh Panji Gumilang. Ia mengungkapkan kebahagiaannya melihat lingkungan Al-Zaytun yang hijau dan peduli lingkungan, ditandai dengan banyaknya pepohonan. "Ma'had Al-Zaytun bukan sekolah sembarangan. Sulit mencari kekurangannya," ujarnya.

Ia juga memuji dosen-dosen Al-Zaytun yang menerapkan prinsip "li ma taqulu mala taf'alun" bukan sekadar berkata, tapi langsung bertindak sesuai ucapan. Berbeda dengan pengajar di tempat lain, seperti dosen ekonomi yang miskin sehingga seolah mengajarkan kemiskinan, dosen pertanian yang tak punya sawah atau ladang sendiri dan menyerahkannya ke petani lain, atau pengajar peternakan dengan kambing kurus yang tak laku dijual.

Pada kesempatan itu, Prof. Imam juga menyampaikan kebanggaannya atas kelulusan 271 wisudawan dan wisudawati, termasuk prestasi nilai 4 yang diraih mahasiswa IAI Al-Aziz. Namun, ia menegaskan bahwa ijazah sesungguhnya adalah pengakuan dari masyarakat, yang jauh lebih berat daripada nilai akademik.

Lebih lanjut, Prof. Imam menghubungkan visi pendidikan Syaykh Panji Gumilang dengan semangat kemerdekaan Indonesia. "Sepengatahuan saya, tujuan pendidikan di sini mengakar pada spirit sejarah, seperti Ir. Soekarno yang merintis kemerdekaan. Syaykh juga menjadi tokoh bangsa yang mengisi kemerdekaan lewat pendidikan, dan alhamdulillah berhasil," katanya. Oleh karena itu, ia mendesak para wisudawan untuk merefleksikan diri: bukan hanya membaca buku dan lulus ujian, tapi bertanya, "Ketika usia 80 tahun seperti Syaykh, apakah saya bisa berprestasi seperti beliau?"

Prof. Imam juga mengutip pidato Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Pendidikan Tinggi Agama Islam (Kopertais) Wilayah II Jawa Barat yang menyatakan perguruan tinggi unggul jika adaptif. "Jangan ikuti Kopertais, nanti ketinggalan. Kurikulum Al-Zaytun justru adaptif atas petunjuk mereka," tegasnya, karena merujuk dari pidato Kopertais sebelumnya di wisuda tersebut. Ia pun berharap Ma'had Al-Zaytun segera menjadi universitas.

Diketahui dalam orasi ilmiah sebelumnya Kepala Bidang AUPK Kopertais Wilayah II Jawa Barat, Dr. H. Syamsudin, R., S.M.Ag., menyampaikan dukungan atas adaptivitas kurikulum di IAI Al Aziz.

Rektor Universitas Gunung Jati (UGJ) Cirebon, Prof. Dr. Ir. H. Achmad Faqih, S.P., M.M., menambahkan agar para lulusan tidak berhenti di wisuda, melainkan bermanfaat bagi masyarakat. "Alumni Al-Zaytun harus menjadi tonggak masyarakat, dengan karakter dan kompetensi unggul," pesannya.

Sementara itu, Dewan Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Drs. Amich Alhumammi, M.A., M.Ed., Ph.D., menyoroti bahwa Syaykh Panji Gumilang lulusan Sarjana Kebudayaan Islam selalu merujuk pemikiran Ir. Soekarno. Syaykh membangun Ma'had Al-Zaytun yang megah dengan ekosistem pendidikan lengkap, termasuk pertanian, peternakan, riset ilmiah, dan multiple intelligences yang melampaui cabang ilmu lain. "Berbahagialah para wisudawan yang lulus di sini. Contohnya, sarjana teknik bisa jadi jurnalis terpandang, atau sarjana hukum menjadi wartawan kredibel. Tak ada bangsa bermartabat tanpa etos kerja keras, ilmu pengetahuan, dan produktivitas seperti di Al-Zaytun," ujarnya.

Perwakilan Gubernur Jawa Barat, Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jawa Barat Andrie Kustria Wardana, S.Stp., M.Si., CRBD, membacakan pesan Gubernur Dedi Mulyadi. Ia menekankan saling menghormati, membangun bangsa dari perbedaan, motivasi, disiplin, dan toleransi yang telah terwujud di Al-Zaytun. "Tetap jaga sopan santun meski sudah sarjana. Kami apresiasi wisuda ini yang melahirkan lulusan berkualitas, kompleks, dan berstandar berbeda – kuasai ilmu akademik dan terapan untuk Indonesia Emas 2045," tuturnya.

Acara juga dihadiri oleh Guru Besar Universitas Madinah, Prof. Fahd Al-Ahmadi; Wakil Ketua Bidang Internal & Komisioner Pengaduan Komnas HAM, Dr. Ir. H. Prabiyanto Mukti Wibibowo, M.Sc.; serta Dosen Kepolisian Utama Tingkat 2 Akademi Kepolisian (Akpol) Lemdiklat Polri, Brigjen Pol. Drs. Sofyan Nugroho, S.H., M.H.

Wisuda ini menjadi momentum membanggakan bagi IAI Al-Zaytun dalam membekali generasi muda dengan etos kerja dan adaptasi di era dinamis.