السبت، 20 كانون1/ديسمبر 2025

MENARA KESADARAN: KIDUNG JATI AL ZAYTUN

تعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجومتعطيل النجوم
 

Oleh: Ali As-Sundawy

lognews.co.id

 

MENARA KESADARAN: KIDUNG JATI AL ZAYTUN 

 

Di bawah langit Al Zaytun yang membentang luas,

Syaykh Panji Gumilang menanamkan pasak peradaban,

Bukan sekadar tembok yang angkuh menjulang ke awan,

Tapi Trilogi Kesadaran yang menghunjam ke pusat bumi;

Filosofis yang mengakar, ekologis yang melingkar,

Dan kesadaran sosial yang membasuh luka sesama manusia.

 

Di sini, setiap langkah adalah tanya yang terjawab,

Tentang apa, mengapa, dan untuk apa raga ini bernapas,

Sebab hidup adalah pengabdian yang tak kenal batas,

Sebuah ikhtiar suci membangun martabat yang tuntas.

 

Dengarlah gemuruh syair dari jiwa yang merdeka,

Lagu tentang ruh, fikir, dan ilmu yang lepas dari penjara,

Bukan sekadar gubahan nada yang membuai telinga,

Tapi implementasi nyata dalam kerja dan karsa.

 

Ekoteologis bukan lagi konsep yang mati di atas kertas,

Ia hidup dalam hijau daun dan air yang mengalir ikhlas,

Toleransi dan kesetaraan telah menyatu menjadi darah,

Menjadi daging bagi mereka yang berjalan searah.

 

Rahmatan Lil Alamin bukan lagi pemanis lidah yang fana,

Tapi detak nadi dalam setiap tindakan nyata yang baka,

Inilah Jannah, surga yang dibangun dari ketulusan hamba.

Memang, di luar sana masih ada mata yang sinis memandang,

Melihat kemandirian kita dengan rasa curiga yang gersang,

Namun sinis mereka adalah api yang membakar semangat,

Menjadikan setiap rintangan sebagai tangga menuju berkat.

 

Kita berdiri tegak dengan prinsip yang takkan goyah:

Idfa’ billati hiya ahsan, balaslah buruk dengan yang indah,

Sebab telah tertulis dalam janji Tuhan yang takkan berubah,

Bahwa seteru yang paling sengit pun suatu saat akan luruh,

Menjadi sahabat sejati dalam dekapan cinta yang utuh,

Maka biarkan Al Zaytun terus mengalir bak sungai abadi,

Membawa pesan kedamaian dari hati menuju Ilahi.