Wednesday, 23 July 2025

Syaykh Panji Gumilang : Perang Tarif, Indonesia Tenang Saja Berperanlah di BRICS

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

lognews.co.id, Indonesia - Syaykh Al-Zaytun menanggapi kondisi global mengenai Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memberlakukan tarif 32 persen di awal April ini kepada setiap barang yang masuk dari Indonesia ke negaranya. 

 
Sebagai sepuh di pusat pendidikan pengembangan budaya toleransi dan perdamaian menuju masyarakat yang sehat cerdas dan manusiawi, Syaykh Panji Gumilang menjelaskan alasan mengapa harus menanggapi kondisi dunia, hal itu dikarenakan kampus ini adalah kampus peradaban. 
 
"Apapun gerakan harus kami tanggapi karena kita kampus peradaban" kata Syakh saat mengisi dzikir Jum'at (4/4/2025). 
 
Istilah perang dagang tidak tepat selama bangsa Indonesia tidak merespon dengan membalas menaikan tarif dagang. 
 
Kondisi ekonomi Indonesia saat ini masih berjuang menghadapi kelesuan, sedangkan perang ekonomi akan kesulitan kalau kita hadapi, tidak membuat faedah untuk negara kita. 
 
Sedangkan Amerika Serikat sebagai penggebuk genderang perang tarif tinggi bisa dibaca bahwa Amerika sedang kesulitan, karena tidak mengimbangi dengan kondisi ekonomi masyarakyatnya sendiri. 
 
Untuk itu Syaykh memberikan saran kepada pemerintah untuk melakukan diplomasi lebih awal kepada kelompok negara BRICS dan memberi saran kepada pemegang kekuasaan di Jakarta untuk tidak panik, sebab jika panik ekonomi masih sedang tidak baik. 
 
 
Adalah kelihaian Presiden Prabowo Subianto untuk menguatkan kerja sama selain dengan Amerika yang sarat dengan kepentingan menjadi keunggulan Indonesia bila dimanfaatkan untuk mengalihkan target ekspor barang dari Amerika Serikat kenegara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan) . 
 
Menurut Syaykh Indonesia sudah mempunyai kekuatan untuk kerjasama dengan BRICS dan kekuatan untuk memacu kemandirian. 
 
"Mestinya begitu, akhirnya kemandirian akan tumbuh, prodak dalam negeri dimanfaatkan agar tidak bergantung pada impor, ekspor ke negara baru (BRICS)". 
 
Sementara itu saat berbicara BRICS didepan jama'ah salat Jum'at Syaykh Panji Gumilang punya sebutan yang dianggap lebih tepat untuk sebutan BRICS yaitu BRICIS (Brasil, Rusia, India, Cina, Indonesia, Afrika Selatan) 
 
Syaykh juga memperjelas Ma'had Al Zaytun yang sejak diselenggarakan pendidikannya bukan lagi memproses namun konsisten mengaplikasikan kemandirian yang mengandalkan kekuatan dari gagasan dan tenaga sendiri untuk memenuhi kebutuhan sarana prasarana hingga pemakanan di Ma'had Al-Zaytun dan seisinya mulai dari guru, murid, relawan, dan masyarakat sekitar yang saling terkait dalam satu ekosistem pendidikan yang tidak terputus. 
 
"Barangkali itu yang kita bangun, bisa ekspor prodak keluar kampus itu contoh kecil" lanjut Syaykh. 
 
Komoditas pokok seperti beras yang dikelola di Istana beras menjadi salah satu contoh kecil dari kemandirian pemakanan karena untuk mencukupi kebutuhan makanan fungsional dalam tiga kali makan tiap harinya menghabiskan 5,4 Ton beras untuk tiga hari saja. 
 
Syaykh menekankan negara tidak akan gamang dengan kemandirian. 
 
Selain itu dalam dzikir Jum'at Syaykh Panji Gumilang juga mengingatkan tradisi nabi Muhammad SAW untuk puasa shaum selama 6 hari, apabila sudah memulai maka lanjutkan hingga genap 6 hari, namun bila ada yang belum memulainya maka Syaykh menganjurkan bisa memulainya dihari sabtu (5/4/'25) hingga Kamis. 
 
Lebih lanjut Shaum Ramadhan dikatakan Syaykh adalah syariah dari ajaran wahyu maka wajib, sedangkan antara syariat dan tradisi nilainya seimbang maka mari kita lakukan. (Amr-untuk Indonesia)