lognews.co.id – Penguatan Implementasi Kurikulum “Merdeka Belajar” dalam Pendidikan profesi diadakan oleh Kementerian Agama bersama Densus 88, di Mini Zeteso Gedung Ali, Al-Zaytun, Selasa 3/10/2023.
Acara yang dihadiri oleh para santri Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Al-Zaytun, para guru, mahasiswa dan dosen, serta tenaga pendidikan di Al-Zaytun, dibuka dengan pertanyaan yang ditujukan kepada para santri Al Zaytun oleh Pemateri dari Densus 88.
“ Mengapa seorang perempuan saat terpapar radikalisme dan terorisme lebih berbahaya daripada seorang laki laki” , tanya pemateri.
Salah satu santri menjawab bahwa wanita adalah tiang negara. Bila sampai wanita terpapar terorisme, akan sangat membahayakan negara.
Sementara santri yang lain menjawab “Seorang wanita adalah calon ibu dan akan menjadi ibu. Ibu yang akan lebih dekat kepada anak. Sehingga lebih mudah menularkan terorisme kepada anak dan melahirkan generasi perusak negara.” Dari semua jawaban santri dibenarkan oleh pemateri.
Jawaban tersebut dapat mencerminkan, para santri Al Zaytun sangat memahami bahaya terorisme bagi sebuah bangsa dan negara dan para santri memahami pentingnya perdamaian dalam kehidupan.
Pola pikir santri mengenai wawasan kebangsaan adalah hasil pendidikan para guru, yang merupakan tunjuk ajar Syaykh Al-Zaytun, Syaykh AS. Panji Gumilang sesuai dengan motto Al Zaytun sebagai Pusat Pendidikan, Pengembangan Budaya Toleransi dan Perdamaian, Menuju Masyarakat yang Sehat, Cerdas dan Manusiawi . (iws-untuk Indonesia)