lognews.co.id, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Juni 2025 terjadi inflasi sebesar 0,19 persen secara bulanan. Sebelumnya, pada Mei 2025 terjadi deflasi sebesar 0,37 persen.
Penyumbang utama inflasi bulan Juni 2024, adalah Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan inflasi sebesar 0,19 persen. "Komoditas yang memberikan kontribusi inflasi terbesar ada beras dengan inflasi sebesar satu persen, dan andil inflasi 0,04 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (1/7/2025).
Komoditas lainnya yang memberikan kontribusi inflasi adalah tarif angkutan udara, cabe rawit, tomat dan emas perhiasan. Sedangkan komoditas yang mengalami deflasi adalah cabe merah, bawang putih dan bensin.
Berdasarkan komponennya, pada Juni 2025 semua komponen mengalami inflasi. "Komponen harga bergejolak mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,77 persen, dengan andil inflasi 0,13 persen," ucap Pudji.
Pada bulan Mei, tambahnya, Komponen Harga Bergejolak masih mengalami deflasi. Komoditas yang menyebabkan komponen ini mengalami inflasi tertinggi adalah beras, cabe rawit, bawang merah dan tomat.
Sementara itu Komponen Inti mengalami inflasi sebesar 0,07 persen dengan andil inflasi 0,04 persen. Komoditas penyumbang inflasi komponen inti adalah emas perhiasan.
Sedangkan Komponen Harga Diatur Pemerintah pada Juni 2025 mengalami inflasi sebesar 0,09 persen dengan andil inflasi 0,02 persen. Komoditas penyumbang inflasi komponen ini adalah tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga dan sigaret kretek mesin.
Dengan inflasi di bulan Juni 2025, inflasi tahunan tercatat sebesar 1,87 persen. Inflasi tahun kalender dari Januari-Juni 2025 sebesar 1,38 persen.
Di bulan Juni, 26 provinsi mengalami inflasi, dan 12 provinsi mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Provinsi Maluku sebesar 0,97 persen dan deflasi terendah di Provinsi Papua Pegunungan sebesar -1,56 persen. (Amri-untuk Indonesia)