Wednesday, 17 December 2025

H. DEDI WAHIDI, PETA BARU PILKADA INDRAMAYU 2024 ?

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

Oleh. : H. Adlan Daie

Analis politik dan sosial keagamaan 

lognews.co.id, Diskusi penulis bersama H. Dedi Wahidi (sapaan inisial "Dewa"') tentang dinamika pilkada Indramayu 2024 dalam perjalanan satu mobil (Kamis 16 Mei 2024) berkunjung ke sejumlah tokoh di Indramayu barat menguatkan sinyal politik "Dewa" kemungkinan besar maju dalam pilkada Indramayu 2024.

Inilah kemungkinan peta baru pilkada Indramayu 2024. "Dewa" mengutip judul lagu "Gril Group" (1998) ibarat "The Dreams Come True", atau apa yang disebut dalam judul tulisan Dr. Masduki baru baru ini "Bumi Wiralodra Menunggu Dewa" (baca "Proinbar", 17/5/2024) mulai menemukan jalan takdirnya.

Tentu spiritnya hendak turun "gunung" bukan sekedar persoalan "diminta" oleh DPP PKB tapi inilah respon artikulatif dalam konstruksi politis seorang "Dewa", sebuah panggilan tugas politik mulia, tak lupa "jalan pulang" kampung halaman tempat ia lahir, tumbuh dan "berkeringat" politik di dalamnya.

Indramayu dengan problem IPM yang mangkrak, yakni indeks kesehatan dan SDM rendah, daya beli "lobet" alias "lemah", arus investasi "mampet", SDM birokrat bagus tapi "salah asuhan" tidak cukup kehadiran seorang bupati bermental mesin birokratis, miskin visi dan defisit wibawa politik.

Tugas dan tanggung jawab kepemimpinan bupati tidak cukup sekedar urusan administrasi birokrasi, "utak atik" promosi dan mutasi sumber daya ASN dengan selera "baper" (bawa perasaan, tidak meritokratis, main tunjuk hidung dan "marah marah" di ruang publik.

Bupati sebagai "elected leader" adalah pemimpin yang dipilih dalam legitimasi politik. Kekuatan powernya adalah "trust" dan representasi kepercayaan publik bukan bersandar, berlindung dan bergantung dari back up politik formalitas "atas".

Dalam teori Michail H. Hart, penulis buku "100 tokoh berpengaruh di dunia" tugas dan tanggung jawab politik bupati point pentingnya adalah menggerakkan harapan kolektif masa depan rakyat yang dipimpinnya, mempengaruhi sistem kerja birokrasi untuk menggairahkan partisipasi publik.

Dalam konteks ini penulis bersetuju dengan pandangan Dr. Masduki bahwa "Dewa adalah paket komplit, gabungan kecerdasan, amanah, keberanian dan disiplin", tulisnya dalam tulisan di atas. Dalam perspektif penulis "Dewa" kapabel menghandle orkestrasi solusi problem dari pangkal "hulu" hingga "hilirisasi" kebijakan turunannya.

Pertanyaan apakah "Dewa" benar benar akan maju dalam kontestasi pilkada Indramayu penulis cukup mengenalnya sangat panjang tidak sekedar "fisik" tapi dalam relasi politik secara intens dan "mendalam" meyakininya akan maju dalam kontestasi pilkada Indramayu 2024 sejauh "Dewa" tidak "tersandera" oleh cost politik secara "brutal".

Pasalnya pemimpin siapa pun kelak terpilih dalam kontestasi pilkada dengan cost politik secara brutal apalagi dengan praktek politik "gentong babi" bukan saja merusak martabat pribadi dan jabatannya lebih dari itu daya rusaknya mengalir sampai jauh, ibarat "air comberan" mengalir ke pipa pipa ruang kehidupan rakyat. Ampuuuun !!!

Pilkada Indramayu 2024 adalah ujian seleksi kepemimpinan politik apakah pilkada menjadi jalan politik "mulia dan beradab" atau jalan "binatangisme politik", mengutip George Orwell, tergantung kita memilih kualitas pemimpin dan di situ pula indeks ukuran kemuliaan dan keadaban politik kita. 

Wassalam