PEMILU
Friday, 06 June 2025

Teknologi Mahasiswa UNAIR: Robot AI, Pendeteksi Polusi dan Irigasi Menang di National Essay Competition 2025

User Rating: 2 / 5

Star ActiveStar ActiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

 lognews.co.id - Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) tak hentinya menorehkan prestasi membanggakan melalui inovasinya. Kali ini tim ARTERRA UNAIR yang beranggotakan lima orang yakni Eka Rachma Aprilidanti (Fakultas Vokasi), Al A’raafat Jaya Putra (Fakultas Vokasi), Galih Triatmojo (Fakultas Vokasi), Adela Febry Widiana (Fakultas Perikanan dan Kelautan), dan Abdurrahman Al Faiz A. A.  (Fakultas Vokasi) berhasil meraih 9 penghargaan pada kompetisi bergengsi nasional yakni National Essay Competition 3 tahun 2025.

Kompetisi yang diadakan Lembaga Setara Prisma Nusantara (Nusantara Muda) berlangsung pada 17-18 Mei 2025 di Universitas Dhyana Putra, Bali, Indonesia. Tim ARTERRA mengembangkan 3 Inovasi di bidang Teknologi, berhasil mendapatkan penghargaan Gold Medal, Silver Medal, Bronze Medal, Best Presentation, Juara 1,  Favorite Video, Favorite Paper dan 2 Favorite Poster.

Robot Otonom Berbasis AI dan Machine Learning 

Ketua tim ARTERRA, Eka menyampaikan bahwa inovasi robot itu tidak hanya untuk mendeteksi IUU fishing, tetapi juga untuk mengumpulkan sampah di lautan. Polusi laut yang disebabkan oleh sampah plastik yang dapat membahayakan ekosistem laut di Indonesia. 

“Robot ini bermanfaat untuk banyak pihak untuk memantau laut secara real-time. Didukung tenaga surya, AI, dan machine learning, robot ini mampu mendeteksi IUU fishing dan sampah laut secara cepat, akurat, dan efisien. Inovasi itu mendukung kemajuan teknologi sekaligus target SDGs ke-8, 12 dan 14,” jelasnya.

Alat Pendeteksi Polutan di Kawasan Hunian Industri 

Eka mengatakan bahwa Polusi udara menjadi permasalahan lingkungan yang semakin mengkhawatirkan terutama di kawasan dekat zona industri. Indonesia menduduki peringkat ke-26 sebagai negara dengan kualitas udara terburuk di dunia, dengan konsentrasi PM2.5 rata-rata mencapai 30,5 µg/m³, jauh melebihi standar aman yang ditetapkan World Health Organization.

“Alat pendeteksi kualitas udara berbasis IoT dan AI ini bisa memantau kondisi udara secara real-time di kawasan hunian dekat industri. Dengan sensor-sensor pintar, alat ini bantu warga lebih sadar akan kesehatan pernapasan, hemat biaya, dan penggunaannya juga sangat mudah,” tegasnya.

Sistem Irigasi berbasis IoT

Galih mengatakan inovasi itu muncul akibat permasalahan pertanian Indonesia dari hulu hingga hilir. Di mana pertanian merupakan salah satu sektor vital sumber daya alam Indonesia sangat melimpah. 

“Rancangan sistem irigasi otomatis berbasis IoT ini penting karena mampu untuk meningkatkan kualitas teknologi pertanian yang ada di Indonesia. Selain itu juga membantu para petani untuk melakukan proses irigasi secara otomatis tanpa perlu datang ke sawah. Selain itu, inovasi ini juga mendukung perkembangan teknologi dan SDGS,” ungkap Galih. (Amri-untuk Indonesia)