Monday, 15 December 2025

Penguatan Nilai-Nilai Dharma melalui Pendidikan Agama dan Sastra Hindu pada Perayaan Hari Kuningan sebagai Upaya Penguatan Karakter dan Pelestarian Budaya Lokal

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

 

lognews.co.id, Karangasem, Bali - Forum Komunikasi Dosen Provinsi Bali (FKD Bali) berkolaborasi dengan Program Studi Pendidikan Bahasa Bali STKIP Agama Hindu Amlapura melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat bertema “Penguatan Nilai-Nilai Dharma melalui Pendidikan Agama dan Sastra Hindu pada Perayaan Hari Kuningan sebagai Upaya Penguatan Karakter dan Pelestarian Budaya Lokal”. Kegiatan ini berlangsung di Banjar Adat Bukit Kauh, Kabupaten Karangasem, dan diikuti antusias oleh krama banjar, masyarakat Bukit kauh, Kabupaten Karangasem yang dilaksanakan dari tanggal 27-29 Nopember 2025. Kegiatan pengabdian ini dilakukan bertepatan dengan momen suci Hari Raya Kuningan, sebuah hari raya Hindu yang sarat makna tentang kesucian, keseimbangan hidup, dan pemuliaan leluhur. 

Dalam sambutannya, Ketua Forum Komunikasi Dosen (FKD Bali) menegaskan menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya momentum akademik semata, tetapi juga ruang penting untuk memperkuat karakter masyarakat melalui pemaknaan nilai-nilai dharma yang terkandung dalam ajaran agama dan sastra Hindu. Dr. Gatriyani menjelaskan bahwa perayaan Hari Raya Kuningan memiliki makna filosofis yang sangat dalam, terutama terkait penghormatan, kesucian, dan keseimbangan hidup. Saya memberikan apresiasi kepada seluruh masyarakat Banjar Adat Bukit Kauh yang telah melaksanakan kegiatan ini dengan penuh semangat. Kolaborasi pengabdian masyarakat Bukit Kauh dengan Forum Komunikasi Dosen (FKD) Bali dan Prodi Pendidikan Bahasa Bali STKIP Agama Hindu Amlapura menjadi bukti bahwa dunia akademik dan desa adat dapat berjalan bersama dalam memajukan pendidikan, budaya, dan spiritualitas masyarakat.

 Ketua Panitia PKM Ni Wayan Apriani, S.Pd. M.Pd. juga menekankan pentingnya pelestarian sastra Hindu, karena teks-teks klasik seperti Sarasamuscaya, Nitisastra, dan berbagai lontar lainnya memuat tuntunan moral yang dapat dijadikan fondasi pembentukan karakter. Integrasi pendidikan agama dan sastra Hindu dalam kegiatan masyarakat pada Hari Kuningan, menurutnya, merupakan strategi efektif untuk menjaga kesinambungan budaya lokal Bali agar tetap hidup, relevan, dan dipahami secara kontekstual. Disamping itu Ayu Paramanandani, S.Pd.,M.Pd.H yang merupakan Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Bali di STKIP Agama Hindu Amlapura menyampaikan materi tentang pentingnya sastra Hindu dan berbagai bentuk dharmagita serta lontar sebagai sumber pendidikan etika dan estetika budaya Bali. Para peserta diperkenalkan pada pembacaan geguritan, pengenalan makna sloka, serta penggunaan bahasa Bali alus dalam konteks hari raya.

Kelian Adat Banjar Dusun Bukit Kauh mengapresiasi kegiatan ini karena mampu memberi pencerahan kepada masyarakat, memperkuat kehidupan spiritual, serta menumbuhkan kebanggaan terhadap budaya lokal. Ia berharap kolaborasi antara lembaga pendidikan dan adat dapat terus berlanjut secara berkesinambungan. Para peserta juga menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan sudut pandang baru tentang makna Hari Kuningan bukan hanya sebagai ritual, tetapi sebagai proses membangun karakter, harmonisasi, dan kecintaan pada warisan leluhur.

Melalui kegiatan pengabdian ini, Forum Komunikasi Dosen (FKD) Provinsi Bali dan Prodi Pendidikan Bahasa Bali STKIP Agama Hindu Amlapura menegaskan komitmennya untuk terus mendukung pendidikan agama, sastra, dan budaya Hindu sebagai bagian dari penguatan karakter umat. Disamping itu merupakan implementasi dan realisasi dari Mou untuk berkolaborasi dan sinergi dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hari Raya Kuningan menjadi momentum yang tepat untuk memperkuat nilai-nilai Dharma serta memperkokoh identitas budaya Bali di tengah derasnya arus globalisasi. ___Red.Gatriyani