lognews.co.id, Batam – Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono meminta maaf atas pernyataannya terkait menjepit dengan kaki atau lengan (memiting) Yudo menjelaskan diksi memiting merupakan perumpamaan agar para prajurit tidak menggunakan senjata untuk meredam massa yang ricuh.
"Saya mohon maaf. Sekali lagi, saya mohon maaf atas pernyataan kemarin, yang mungkin masyarakat menilai salah (soal) dipiting. Itu saya nggak tahu, karena bahasa saya itu orang ndeso (kampung), yang biasa mungkin dulu waktu kecil kan sering piting-pitingan dengan teman saya. Saya pikir, dipiting lebih aman, karena memang kami tidak punya alat," kata Yudo ditemui usai membuka latihan bersama ASEAN Solidarity Exercise 01 Natuna 2023 (ASEX-01 N) di Dermaga Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (19/09/2023).
Sebelumnya didepan prajurit TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta (16/09/2023), Yudo mengarahkan pasukannya untuk “piting” warga Rempang, yang melakukan unjuk rasa.
Diakui Yudo dalam membantu pengamanan di Rempang, pasukan yang diterjunkan saat ini adalah dari anggota kodim dan korem.
"Tidak ada perintah pengerahan pasukan, bahkan, awal sebelum terjadinya itu, saya sudah kirim danpuspom TNI ke sini (Batam) untuk (memastikan) jangan sampai TNI terlibat, sehingga saya kirim, baru kemarin dia pulang, kami kerahkan Puspom TNI untuk mengawasi itu, sehingga kami berharap tidak ada pasukan TNI yang arogan," ujar Yudo Margono.
Yudo menjelaskan prajurit dikerahkan jika TNI menerima permintaan bantuan pasukan pengamanan dari kepolisian.
"Tidak ada saya mengerahkan pasukan, karena tidak ada permintaan untuk pengerahan pasukan sebanyak itu, karena (itu) perumpamaan saja. Tetapi, kalau pengertian masyarakat lain-lain, ya, pada kesempatan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," kata Yudo. (Amr-untuk Indonesia)


