lognews.co.id - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikdasmen menyampaikan bahwa Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) telah menggunakan sistem manajemen kamus berbasis kecerdasan buatan (AI) dalam dua tahun terakhir.
Kepala Badan Bahasa Kemendikdasmen Hafidz Muksin menerangkan, dua tahun belakangan KBBI menggunakan Lexonomy dari Lexicom, khususnya dalam otomatisasi pengumpulan data dan pendefinisian. “KBBI sudah menggunakan sistem manajemen kamus berbasis AI, terutama pada dua tahun ini, yaitu dengan menggunakan Lexonomy dari Lexicom. AI khususnya digunakan dalam otomatisasi pengumpulan data dan pendefinisian,” kata Hafidz di Jakarta pada Jumat (8/8/25) .
Meski telah memanfaatkan AI, Hafidz menegaskan bahwa penyusunan hasil akhir KBBI tetap memerlukan pemeriksaan dan penyuntingan oleh pekamus. “Sistem manajemen kamus memang sangat membantu, tetapi penyuntingan oleh manusia, dalam hal ini pekamus, tetap diperlukan,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa pemanfaatan AI dalam pengembangan kamus harus dilakukan secara etis dan adaptif, sehingga tidak hanya menjadi alat bantu, namun juga dapat menjadi medium penyebaran kata-kata positif yang dibangun bersama.
Pernyataan ini disampaikan dalam pembukaan Seminar Leksikografi Indonesia (SLI) ke-8 pada Kamis (7/8), yang mengangkat tema “Leksikografi dan Kecerdasan Artifisial” sebagai respons terhadap dinamika baru penyusunan kamus di era digital.
Tema besar SLI tahun ini dielaborasi dalam lima subtema, mulai dari kebijakan leksikografi Indonesia, pengembangan sistem manajemen kamus, kamus multilingual, keterkaitan dengan data science, hingga isu terminologi kontemporer. Hafidz menambahkan, SLI tahun ini menjadi bukti bahwa Bahasa Indonesia terus bergerak maju, tidak hanya sebagai alat komunikasi, melainkan juga sebagai medium ilmu pengetahuan, identitas, dan penanda kemajuan bangsa. (sahil untuk Indonesia)


