lognews.co.id - Rubuha atau rumah burung hantu buatan sudah dilakukan secara nasional sebagai bagian dari strategi pengendalian hama tikus secara alami di lahan pertanian. Salah satunya di Kabupaten Kuningan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian pada Sabtu, 13 Juli 2024, melaksanakan pembangunan Rubuha untuk mendukung
Mempertahankan populasi burung hantu Tyto alba javanica yang berperan sebagai predator alami tikus Rubuha atau rumah burung hantu dengan mendirikan “Rubuha” atau rumah burung hantu.
Burung ini adalah sahabat petani karena mempunyai makanan utama yaitu tikus, mencapai sekitar 99% dari dietnya, mampu memangsa antara 3 hingga 5 ekor tikus per malam, dalam setahun, rata-rata burung hantu Tyto alba memangsa sekitar 1.300 ekor tikus, yang berarti sekitar 3,5 ekor per hari secara rata-rata.
Fungsi rubuha untuk menambah populasi burung hantu Tyto alba javanica agar burung hantu dapat berkembang biak dan membantu meningkatkan hasil pertanian secara berkelanjutan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia. Program ini juga menjadi contoh penerapan teknologi ramah lingkungan dalam pertanian modern.
Induk burung hantu Tyto alba javanica nantinya akan mengusir anakan dari dalam sarang apabila memasuki musim kawin dan musim bertelur.
Sebaliknya, anakan yang telah dewasa juga akan mencari pasangan dan sarang baru saat ingin kawin dan bertelur. Anakan inilah yang diharapkan akan menempati rubuha.
Sarang Alami mereka biasanya ditemukan di plafon sekolah, rumah ibadah, gudang, dan bangunan lain. Sarang yang dihinggapi burung hantu ditandai dengan kotoran, pelet (sisa makanan yang tidak tercerna), dan bangkai tikus yang masih baru.
Untuk lokasi sekitar sarang alaminya, apabila ditemukan kotoran dan/atau pelet Tyto alba tanpa terlihat ada sarang alami burung hantu artinya kawasan tersebut menjadi wilayahnya untuk mencari mangsa. Dan bila rubuha didirikan di kawasan tersebut biasanya akan ditempati burung hantu dalam waktu lama, yaitu sekitar dua periode musim kawin atau lebih dari satu tahun dengan memerhatikan jarak antara sarang alaminya dengan sarang baru dibuat sejauh 10-15 meter.
Rubuha dapat dipasang di tiang bambu, kayu, atau di atas pepohonan, sebaiknya didirikan terkonsentrasi di sekitar sarang alami karena burung hantu suka berkumpul dalam satu kawasan.
Pada siang hari burung hantu biasanya berada dalam sarang, sehingga adanya rubuha bisa membuatnya nyaman untuk bersembunyi dan beristirahat.
Rubuha bukan hanya menawarkan solusi praktis untuk masalah pertanian saat ini, tetapi juga berpotensi menjadi bagian integral dari pertanian masa depan yang lebih berkelanjutan dan efisien. (Amri-untuk Indonesia)