Monday, 14 July 2025

Belanja Impulsif di Marketplace Kian Marak, Dompet Menipis Tanpa Disadari

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

lognews.co.id – Tren belanja online terus menunjukkan pertumbuhan pesat di Indonesia. Diskon bertubi-tubi, flash sale tengah malam, serta fitur “beli sekarang, bayar nanti” menjadikan aktivitas belanja tak lagi direncanakan, tapi sering kali bersifat impulsif. Dampaknya, banyak orang mengeluhkan kondisi finansial yang tak stabil, terutama menjelang akhir bulan.

Fenomena ini diperkuat oleh kehadiran algoritma yang menampilkan produk sesuai minat pengguna. Sekali klik, keranjang langsung penuh. Dalam satu bulan, konsumen bisa berbelanja lebih dari lima kali hanya karena tergiur potongan harga atau sekadar keinginan sesaat, bukan kebutuhan nyata.

Kondisi ini memunculkan kekhawatiran baru soal kesehatan finansial generasi muda. Pengeluaran tak terencana membuat tabungan sulit berkembang, dan utang konsumtif lewat paylater makin menumpuk. Ironisnya, banyak dari pembelian tersebut berakhir sebagai barang yang jarang digunakan, bahkan masih terbungkus rapi dalam kardus.

Pola Konsumtif Dipicu oleh Psikologi Digital

Faktor utama dari belanja impulsif adalah gabungan antara kemudahan akses, strategi pemasaran agresif, dan dorongan psikologis untuk mencari kepuasan instan. Notifikasi promo setiap hari, countdown timer, dan testimoni influencer menciptakan tekanan sosial bahwa “jika tidak beli sekarang, akan rugi”.

Dalam banyak kasus, pembeli tak sadar sedang mengejar kepuasan emosional singkat, bukan karena benar-benar butuh barang tersebut. Situasi ini diperparah oleh kebiasaan menyimpan data kartu kredit atau e-wallet yang membuat proses checkout hanya butuh satu klik.

Tips Hindari Belanja Impulsif Online

Agar kondisi finansial tetap sehat, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:

1. Buat daftar kebutuhan sebelum membuka aplikasi belanja
Jangan buka marketplace tanpa tujuan. Catat apa yang benar-benar dibutuhkan dan fokus pada daftar tersebut.

 

2. Aktifkan notifikasi dari aplikasi keuangan, bukan e-commerce
Ganti notifikasi promo dengan pengingat target tabungan atau saldo rekening agar lebih sadar finansial.

 

3. Terapkan jeda 1x24 jam sebelum checkout
Tunda pembelian agar kamu bisa mempertimbangkan kembali apakah barang tersebut benar-benar perlu.

 

4. Pisahkan uang belanja dan uang kebutuhan pokok
Gunakan rekening terpisah atau amplop digital agar anggaran tidak tercampur.

 

5. Hapus metode pembayaran otomatis
Proses checkout yang terlalu mudah bisa mendorong keputusan impulsif. Jika harus isi ulang manual, keinginan belanja akan berkurang.

 

Menjaga Keuangan Itu Gaya Hidup

Dalam iklim ekonomi yang makin dinamis, menjaga pola konsumsi yang bijak menjadi bagian penting dari kemandirian finansial. Belanja bukan hal yang salah, tetapi tanpa kendali dan kesadaran, aktivitas tersebut bisa berubah menjadi kebiasaan yang membebani masa depan.

Kesadaran untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan perlu ditanamkan sejak dini, terutama di kalangan muda yang sangat terhubung dengan dunia digital. Dengan pola belanja yang sehat, masyarakat bisa menikmati kemudahan era digital tanpa harus mengorbankan stabilitas keuangan. (Sahil untuk Indonesia)