lognews.co.id, Aceh - Presiden Prabowo Subianto menyetujui penganggaran dana sebesar Rp60 juta per rumah untuk membantu para pengungsi mengganti hunian mereka yang rusak atau hancur akibat longsor dan banjir bandang. Keputusan ini diambil dalam rapat koordinasi bencana di Posko Terpadu Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, pada Minggu malam (7/12).
Dalam rapat tersebut, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto melaporkan bahwa hingga kini terdapat sekitar 37.546 rumah yang mengalami kerusakan, baik rusak berat (termasuk rumah yang hilang diterjang banjir), rusak sedang, maupun rusak ringan. Pendataan kerusakan masih terus berlangsung bersama Kementerian Pekerjaan Umum.
Untuk menangani dampak ini, hunian sementara (huntara) akan dibangun oleh TNI dan Polri melalui satuan tugas penanggulangan bencana, sementara pembangunan hunian tetap (huntap) diserahkan kepada Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman. Rumah yang tidak perlu relokasi namun mengalami kerusakan akan diperbaiki oleh satgas BNPB.
Soal anggaran, BNPB mengajukan Rp60 juta per rumah untuk hunian tetap, yang menurut Suharyanto selama ini sudah cukup. Presiden meminta mempertimbangkan kenaikan harga akibat inflasi. Penerima bantuan bisa menambah anggaran dari dana pribadi, namun bantuan tidak diberikan secara tunai untuk menghindari penyalahgunaan.
Untuk hunian sementara, dialokasikan anggaran Rp30 juta per rumah dengan luas 36 meter persegi, dilengkapi fasilitas kamar, MCK (mandi, cuci, kakus), dan ruangan lainnya.
Apakah ingin rangkuman ini dilengkapi dengan rekomendasi atau detail teknis lain terkait program hunian?


