lognews.co.id, Surabaya - PT SS Utama, produsen sepatu Ardiles di Surabaya, Jawa Timur, memberikan klarifikasi terkait video viral yang menampilkan para pekerjanya melakukan demo akibat kebijakan pemotongan gaji sebesar Rp 105 ribu. Menurut perusahaan, video tersebut adalah rekaman lama yang terjadi pada Januari 2023.
Eka, seorang operator di PT SS Utama, menjelaskan bahwa setelah kejadian tersebut, para karyawan langsung kembali bekerja seperti biasa tanpa adanya paksaan dari perusahaan. Eka juga menegaskan bahwa keputusan para karyawan untuk kembali bekerja adalah atas keinginan mereka sendiri.
Perusahaan menjelaskan bahwa keputusan pemotongan gaji tersebut diambil karena permintaan yang lesu akibat pelemahan ekonomi global. Menurunnya pesanan produk menjadi alasan perusahaan dalam menghadapi kondisi yang sulit.
Saat ini, pemerintah dan serikat buruh setempat sedang mencari solusi yang adil bagi kedua belah pihak. Pemerintah berharap agar kesepakatan dapat dicapai yang memperhatikan kesejahteraan buruh dan kelangsungan usaha perusahaan.
Kisruh ini mencerminkan kompleksitas dan tantangan dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan perusahaan dan kebutuhan buruh di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil.
Sebelumnya, video demo massa buruh PT SS Utama menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut terlihat aksi demo buruh yang memprotes pemotongan gaji sebesar Rp 105 ribu per bulan. Pabrik juga terlihat memperlihatkan keengganan dengan memberikan pilihan kepada karyawan untuk keluar jika tidak setuju dengan kebijakan tersebut.
Perusahaan menjelaskan bahwa kebijakan pemotongan gaji tersebut dilakukan karena kondisi ekonomi global yang lesu dan perlunya pengurangan produksi untuk bertahan. Para karyawan diberi dua opsi, yaitu tetap bekerja tanpa pemotongan gaji atau tidak bekerja tanpa sanksi atau penahanan.
Hingga saat ini, belum ada informasi lebih lanjut mengenai nasib para karyawan yang melakukan mogok kerja akibat pemotongan gaji oleh PT SS Utama.
Dengan klarifikasi yang diberikan oleh PT SS Utama, diharapkan situasi dapat diselesaikan secara adil bagi kedua belah pihak dan memberikan pemahaman tentang kondisi perusahaan serta kesulitan yang dihadapi dalam menghadapi tantangan ekonomi global. (red)
