lognews.co.id, Indramayu – Penyelenggaraan pendidikan kolaboratif sebagai ciri khas pendidikan abad ke-21 kembali diperkuat di Ma’had Al-Zaytun. Bertempat di Ruang Rapat Majelis Guru, Gedung Abu Bakar Lt. 1, seluruh pelaksana pendidikan terdiri dari Majelis Guru, kepala satuan pendidikan (PAUD, MI, MTs, MA, PKBM), Majelis Pengendali Asrama (MPAP), hingga para Mudabbir mengadakan Rapat Koordinasi rutin dengan Koordinator Wali Santri.
Rapat yang diselenggarakan setiap Jumat pekan pertama ini menjadi forum strategis untuk menyamakan visi dan membangun sinergi antara lembaga pendidikan dan orang tua santri.
Dalam rapat edisi Mei 2025, salah satu pokok pembahasan utama adalah penerimaan santri baru tahun ajaran mendatang yang ditargetkan mencapai 1.445 santri. Para koordinator wali santri diajak bersama sama mewujudkan one pipe education system yang telah dicanangkan Al Zaytun semenjak awal berdirinya Mahad.
(Suasana musyawarah dan diskusi bersama Majelis Guru, kepala satuan pendidikan (PAUD, MI, MTs, MA, PKBM), Majelis Pengendali Asrama (MPAP), hingga para Mudabbir dan wali santri membahas ekosistem pendidikan yang tidak terputus hingga menyamakan visi misi gagasan Syaykh Al - Zaytun Prof. DR. Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang, M.P. , Gedung Abu Bakar Lt. 1 pada 9/5/'25)
Dalam suasana penuh antusiasme, rapat juga diisi dengan pemaparan berbagai capaian santri, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Laporan prestasi dari berbagai ajang kompetisi, perkembangan kepribadian santri, serta laporan permasalahan di asrama dan sekolah menjadi bahan evaluasi bersama. Diskusi terbuka pun terjadi secara aktif, menunjukkan kuatnya partisipasi wali santri sebagai bagian dari ekosistem pendidikan yang tak terputus.
Tak hanya membahas isu teknis, rapat ini juga menjadi momen penting untuk memperdengarkan kembali gagasan besar Syaykh Al-Zaytun tentang revolusi pendidikan dan model pendidikan abad 21. Gagasan ini menjadi arah pengembangan Al-Zaytun ke depan dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Penekanan pada kolaborasi antara lembaga pendidikan, wali santri, dan santri sendiri menjadi semangat utama yang ditegaskan dalam forum ini.
“Sekolah tidak bisa bekerja sepihak. Harus ada kolaborasi aktif dari semua unsur pendidikan, termasuk orang tua. Inilah ciri pendidikan abad 21 yang sesungguhnya,” ujar Drs. Purnomo, M.Pd. ketua Majelis Guru
Forum ini pun menghasilkan kesepakatan untuk terus bekerja sama, mencurahkan tenaga dan pemikiran sesuai peran masing-masing, demi terwujudnya pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing global. Rapat koordinasi bulanan ini membuktikan bahwa pendidikan kolaboratif bukan hanya konsep, tetapi telah menjadi praktik nyata di Al-Zaytun. (Ali Aminulloh)