lognews.co.id - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyatakan penggunaan Artificial Inteligence (AI) di sektor pendidikan tidak hanya mengembangkan kemampuan digital, tetapi juga perlu dibarengi dengan kesalehan digital.
"Istilahnya kita mengajarkan mereka dengan kemampuan digital sekaligus juga kesalehan digital agar teknologi ini tidak disalahgunakan, tetapi digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat," kata dia saat ditemui di Denpasar, Bali, Kamis (8/5/2025)
Selaras dengan hal tersebut, Sekretaris Jenderal PGRI, Dudung Abdul Qodir, menyampaikan bahwa Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) akan menggelar banyak seri pelatihan bagi para guru untuk menghadapi kecerdasan buatan (AI) di bidang pendidikan. (8/5/’25)
Menurut Dudung dengan pemanfaatan teknologi bisa menunjang proses belajar mengajar sehingga dalam pelatihan ini menargetkan agar para guru siap mengantisipasi dampak negatif dari penggunaan AI.
udung menyoroti bahwa AI memang dapat memperkaya materi pembelajaran bagi pelajar, namun juga membawa sejumlah risiko. Salah satu dampak negatif yang diwaspadai adalah potensi berkurangnya interaksi antara guru dan siswa. Padahal, interaksi tersebut sangat penting untuk perkembangan emosional, sosial, dan kognitif siswa.
“Proses interaksi tersebut akan tetap terjaga apabila para guru juga memahami bagaimana perkembangan AI dan penggunaannya. Sehingga mereka bisa menjadi pendamping siswa yang efektif dan tetap menjaga proses interaksi tersebut berjalan,” jelas Dudung.
Selain itu, Dudung mengingatkan bahwa konten yang dihasilkan AI, seperti ChatGPT, belum tentu sepenuhnya benar. Oleh karena itu, pendampingan dari guru dan orang tua sangat diperlukan agar siswa tidak salah mengambil informasi. Ia juga menyoroti potensi ketergantungan berlebihan pada AI dalam proses pembelajaran, yang dikhawatirkan dapat mengurangi peran guru.
Dudung menegaskan pentingnya mempersiapkan para guru agar mampu mengikuti perkembangan AI dan tetap menjadi pendamping utama siswa. Di sisi lain, edukasi kepada orang tua sebagai mitra guru juga diperlukan agar mereka dapat mengawasi dan mendampingi anak dalam penggunaan AI. (Amri-untuk Indonesia)