PEMILU
Tuesday, 10 June 2025

“PKBM Al-Zaytun: Menapaki Jalan Pendidikan Bermartabat di Tengah Ujian Integritas”

User Rating: 4 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Inactive
 

lognews.co.id, Indonesia - Jika Anda menelusuri kata “PKBM” di mesin pencari, Anda akan dengan mudah menemukan kabar yang menyedihkan: data warga belajar fiktif, kegiatan belajar yang tak pernah ada, bahkan praktik manipulatif yang berujung di meja hijau. Salah satu kasus terbaru mencuat pada Maret 2025 di Serang, Banten. PKBM dijadikan alat untuk menyedot anggaran negara secara tidak sah. Satu kata untuk semua ini: *miris* .

IMG 20250511 WA0037

(Warga belajar sedang menjalankan proses pembelajaran di Gedung Bazar PKBM AL-Zaytun)

Namun, di tengah kabut kecurangan, ada titik cahaya. Adalah PKBM Al-Zaytun yang dengan teguh menjaga integritas. Sejak awal, lembaga ini tidak pernah hanya sekadar mengejar angka atau ijazah, melainkan membawa misi luhur: menjadikan pendidikan sebagai jalan pengabdian dan penyebaran nilai-nilai toleransi serta perdamaian.

Kepala Dinas Pendidikan Indramayu pun, Kamis, 8/5/2025 lalu menggelar pembinaan terhadap seluruh PKBM di wilayahnya—mengajak para kepala lembaga dan operator untuk menegakkan nilai integritas. “Jangan tergoda untuk memanipulasi,” demikian pesannya.

IMG 20250511 WA0039

(Proses belajar mengajar warga belajar paket C di Gedung Bazar di PKBM Al - Zaytun)

Bagi Al-Zaytun, pesan ini bukan hal baru. PKBM ini lahir dari visi besar Mahad Al-Zaytun sebagai pusat pendidikan dan pengembangan budaya toleransi dan perdamaian. Syaykh Panji Gumilang bahkan telah menegaskan, tidak boleh ada satu pun anggota keluarga besar Al-Zaytun yang tidak berpendidikan. Minimal hingga jenjang SLTA, dan kini didorong hingga wajib belajar 15 tahun.

Dengan semangat itu, PKBM Al-Zaytun menyisir siapa pun di lingkungan civitas yang belum menyelesaikan pendidikan. Bukan hanya itu, mereka juga mengajak warga sekitar untuk ikut belajar. Hasilnya sangat menggembirakan, lebih dari 1.500 lulusan Paket C, hampir 100 alumni meraih gelar S1, dan sejumlah lainnya kini menempuh pendidikan S2 bahkan S3.

Sistem pembelajarannya pun terstruktur dan akuntabel. Bagi yang tinggal di sekitar kampus, pembelajaran dilakukan onsite dari Rabu hingga Sabtu. Sedangkan yang jauh, belajar melalui sistem modul dengan pembelajaran online ataw mix, setiap Warga Belajar membuat portofolio belajar yang dikirim ke kantor PKBM sebagai bahan penilaian. Setiap kegiatan belajar didokumentasikan secara detail, dari laporan tutor, daftar hadir, hingga dokumentasi foto. Begitu juga dengan pelaksanaan ujian yang terekam rapi dan terdokumentasi dalam bundel laporan lengkap.

IMG 20250511 WA0038

(Warga belajar dan para tutor sedang mengabadikan momen usai terselenggaranya ujian Paket B, didepan Gedung Bazar pada Sabtu 10/5/'25)

Prinsip yang ditanamkan kepada seluruh warga belajar pun sangat mendalam: belajar adalah kewajiban, ijazah hanyalah bonus. Sebuah nilai luhur yang senada dengan sabda Nabi: "Menuntut ilmu itu wajib dari buaian hingga liang lahat."

Bagi para tutor, menjadi pengajar di PKBM Al-Zaytun bukan pekerjaan untuk mencari uang, melainkan bentuk ibadah dan pengabdian. Banyak dari mereka adalah alumni sendiri yang telah menempuh pendidikan tinggi. Seperti:

Hartono, S.Pd., lulusan PGMI IAI Al-Zaytun yang kini kuliah S2 di UIN Syaifuddin Zuhri Purwokerto, menyebut mengajar sebagai bentuk rasa syukur.

Suwandi, S.Pd., mahasiswa S2 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengungkapkan bahwa pengabdiannya adalah bentuk syukur karena berhasil mengangkat derajat hidup lewat pendidikan.

Kasno, lulusan S2 UGJ bidang pertanian, yang memulai dari Paket A sampai lulus Magister Pertanian dan hingga kini menempuh S3. Ia membuktikan bahwa tak ada kata terlambat untuk belajar.

Selain itu Joko, S.H., alumni PKBM Al-Zaytun yang menamatkan S1 Hukum Ekonomi Syariah di IAI Al-Zaytun dan kini tengah menyelesaikan S2 jurusan Hukum di UGJ. Joko adalah seorang lawyer aktif yang menangani berbagai kasus hukum. “Kita harus bangga sebagai alumni PKBM. Kita buktikan bahwa lulusan PKBM bisa bersaing dengan siapa pun, bahkan menyelesaikan perkara hukum secara profesional dan bermartabat,” tegasnya.

Menjalankan PKBM, menurut Kepala PKBM Al-Zaytun yang juga dosen di IAI Al-Zaytun, memang harus dengan hati. “Kalau niat lurus, tak akan ada ruang untuk manipulasi,” ujarnya. Terlebih, keberadaan PKBM menjadi sangat strategis dalam mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang salah satu indikatornya adalah rata-rata lama sekolah usia 25 tahun ke atas.

Ali Aminulloh, Kepala PKBM Al Zaytun, mengingatkan kepada para tutor, “Rawat niat suci dalam menjalankan tugas ini. Karena ini tugas mulia, dan pantas dijalani dengan penuh cinta.” (Ali Aminulloh)