Wednesday, 17 December 2025

Juang Kartika, Pendidikan Ekoteologi, dan Kedaulatan Hijau Indonesia

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

(Refleksi hari Juang Kartika TNI AD)

Oleh Ali Aminuloh 

lognews.co.id - Bertepatan dengan tanggal 15 Desember 2025, dalam suasana peringatan Hari Juang Kartika TNI AD, kita merayakan semangat Pertempuran Ambarawa 1945. Semangat Juang dan Pengorbanan Letkol Soedirman adalah fondasi bagi kedaulatan yang kita nikmati, sebuah warisan yang kini termaktub dalam tema peringatan: “TNI AD Manunggal dengan Rakyat untuk Indonesia Bersatu, Berdaulat, Sejahtera dan Maju.”

Namun, kedaulatan bangsa di abad ke-21 tidak lagi hanya diukur dari batas teritorial atau kekuatan militer. Kedaulatan sejati juga teruji dalam kemampuan kita menjaga lingkungan hidup. Di sinilah terjadi sinergi filosofis antara perjuangan militer masa lalu dan perjuangan ekologi masa kini.

Tentara Warna Hijau: Dari Loreng ke Ekoteologi

Prajurit TNI AD identik dengan seragam loreng dan simbol warna hijau, yang secara tradisional merefleksikan kesiapan tempur di alam terbuka. Dalam konteks modern, warna hijau ini harus dimaknai ganda: sebagai kesiapan militer sekaligus komitmen terhadap lingkungan. Mereka adalah penjaga kedaulatan teritorial, yang kini harus menjadi garda terdepan dalam menjaga Kedaulatan Hijau bangsa.

Semangat manunggal ini sangat dibutuhkan, terutama ketika kita melihat saudara-saudara kita di Sumatera Utara, Padang, dan Aceh yang terus berjuang menghadapi dampak bencana alam yang tak terhindarkan, seringkali diperparah oleh kerusakan ekologis. Perjuangan di sana kini adalah perjuangan melawan dampak perubahan iklim.

Ekoteologi dan Revolusi Pendidikan LSTEAMS

Menjawab tantangan ini, transformasi pendidikan menjadi senjata strategis utama. Jika problem bangsa adalah ketidaksetaraan pendidikan, maka solusinya harus bersifat revolusioner.

Semangat Juang Kartika tecermin dalam upaya membangun pendidikan modern yang berkelanjutan, seperti yang telah lama digagas oleh Syaykh AS Panji Gumilang di Ma'had Al Zaytun. Sejak awal berdirinya, Al Zaytun telah menempatkan Pendidikan dan Lingkungan sebagai dua pilar utama.

Hal ini sejalan dengan konsep Ekoteologi yang kini didorong oleh Kementerian Agama (Kemenag), yaitu suatu pandangan bahwa menjaga alam (ekologi) adalah bagian integral dari menjalankan ajaran agama (teologi).

Di Al Zaytun, konsep ini diinternalisasi melalui:

1. Praktik Nyata: Penerapan pertanian mandiri, penghijauan masif, dan konservasi alam di lingkungan Ma’had. Ini adalah Juang Kartika yang diwujudkan dalam aksi merawat bumi.

2. Integrasi Kurikulum LSTEAMS: Pendidikan berasrama di Al Zaytun ditransformasi menuju abad ke-21 dengan basis LSTEAMS (Law, Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics, and Spiritual). Komponen Spiritual dan Science di sini berinteraksi kuat dengan Ekoteologi, mengajarkan peserta didik bahwa tanggung jawab terhadap alam adalah tanggung jawab Ilahi dan ilmiah.

Juang untuk 500 Sentra Pendidikan dan Keadilan Sosial

Visi mulya untuk membangun sentra pendidikan di 500 kota di Indonesia oleh negara adalah manifestasi paling konkret dari semangat juang dan manunggal di era modern.

Tujuan dari penyebaran pusat pendidikan ini sangat jelas: memastikan bahwa standar pendidikan LSTEAMS yang inklusif dan berbasis ekoteologi dapat dinikmati secara merata. Ini adalah upaya untuk menghancurkan tembok ketidaksetaraan pendidikan dan memastikan bahwa setiap anak bangsa, di mana pun mereka berada, siap menghadapi tantangan global dengan bekal ilmu dan kesadaran lingkungan.

Dengan kesetaraan pendidikan ini, cita-cita Bersatu, Berdaulat, Sejahtera, dan Maju akan terwujud secara terukur. Semangat Juang Kartika bukan hanya menjadi milik tentara; ia menjadi milik setiap anak didik yang didorong untuk menjadi pejuang lingkungan dan ilmu pengetahuan.

Hari Juang Kartika mengingatkan kita bahwa untuk mendapatkan kebahagiaan dan masa depan yang cerah, kita harus melakukan pengorbanan dan perjuangan hidup yang melibatkan seluruh aspek, baik fisik, mental, dan lingkungan. Melalui pendidikan ekoteologi yang merata, kita mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dan menjamin kedaulatan negara, dari darat hingga ekosistemnya.