السبت، 13 كانون1/ديسمبر 2025

Bandung Bondowoso: Kepanitiaan Al Zaytun Padukan Koordinasi, Komunikasi, dan Dedikasi

تقييم المستخدم: 5 / 5

تفعيل النجومتفعيل النجومتفعيل النجومتفعيل النجومتفعيل النجوم
 

Oleh Ali Aminulloh 

lognews.co.id, Indonesia – Raut bahagia terpancar jelas dari wajah M. Iqbal Aulia. Minggu sore itu, senyumnya menjadi penanda tuntasnya sebuah maraton kegiatan yang berlangsung hampir dua pekan penuh di Ma'had Al-Zaytun. Sebuah pencapaian luar biasa yang patut disyukuri, selaras dengan falsafah "Faidza faraghta fanshab" – jika telah selesai satu pekerjaan, bersiaplah menyambut pekerjaan berikutnya. Di balik kesuksesan ini, adalah kerja keras dan dedikasi tinggi Tim Kepanitiaan Al-Zaytun yang tak kenal lelah. (29/6/25)

 

Kekuatan Kepanitiaan Tetap yang Terlatih

Kepanitiaan Al-Zaytun dikenal dengan ciri khasnya: kepanitiaan tetap yang solid dan teruji. Dikomandoi oleh Eji Anugrah Ramadhan, S.S., MAP, tim inti ini telah terlatih untuk mengambil langkah cepat dan responsif. Mereka adalah motor penggerak di balik setiap acara besar, dengan M. Iqbal Aulia, S.Sos. bertindak sebagai ketua pelaksana teknisnya. Ketangguhan tim ini diuji habis-habisan sepanjang Juni 2025.

Bulan Juni memang menjadi periode yang sangat padat. Setiap pekan, pelatihan bagi pelaku didik berkelanjutan digelar, menghadirkan profesor-profesor ternama dengan jumlah peserta mencapai 2.500 orang. Di saat yang sama, Al-Zaytun juga disibukkan dengan proses penerimaan santri dan mahasiswa baru, peringatan Muharram, serta rutinitas shalat Jumat yang tak terlewatkan. Bayangkan saja, penerimaan santri baru berlangsung dari tanggal 18 hingga 24 Juni, diselingi dengan kegiatan pelatihan pada Minggu, 22 Juni. Belum lagi kedatangan santri kelas 10 baru pada tanggal 26 Juni, dan puncaknya, tiga kegiatan besar yang berurutan dari Jumat hingga Ahad.

 

Tiga Hari, Tiga Acara, Transisi Kilat

Masjid Rahmatan Lil Alamin menjadi saksi bisu kesibukan luar biasa selama tiga hari berturut-turut. Pada Jumat, 27 Juni 2025, shalat Jumat dilaksanakan. Meskipun rutin, persiapan tempat tetap krusial mengingat penggunaan kursi untuk jamaah. Keesokan harinya, Sabtu, 28 Juni 2025, masjid dipenuhi 15.000 peserta untuk peringatan Tahun Baru Hijriah 1447. Dan pada Ahad, 29 Juni 2025, kembali digelar acara pelatihan pelaku didik berkelanjutan dengan 2.500 peserta.

Yang paling mencengangkan adalah kecepatan transisi antar-acara. Setiap kegiatan memiliki format dan pengaturan panggung yang berbeda, namun peralihan berlangsung begitu cepat. Ali Aminulloh mengungkapkan kekagumannya, "Pada hari Jumat dengan settingan untuk shalat Jumat, jam 14.00 belum apa-apa. Namun jam 16.15, ruangan acara berubah total." Fenomena serupa juga terjadi setelah perhelatan akbar pada Sabtu pagi. Acara yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 13.00, namun hanya dalam waktu satu setengah jam, tepatnya pukul 14.30, seluruh ruangan sudah tertata rapi dengan settingan berbeda untuk 2.500 peserta.

 

Tantangan Logistik dan Kebijakan Baru: Prasmanan untuk Ribuan Orang

Di balik layar, tim konsumsi menghadapi tantangan sangat berat. Mereka harus menyiapkan hidangan untuk 15.000 tamu ditambah seluruh civitas kampus yang mukim. Persiapan makanan dimulai sejak sore 27 Juni, berlanjut hingga pagi dan siang 28 Juni. Berikutnya persiapan untuk makan siang tanggal 29 Juni. Lebih jauh lagi, mulai Juni ini, Syaykh menetapkan kebijakan baru: tidak lagi menggunakan kotak nasi, melainkan sistem prasmanan. Karena biaya untuk mengadakan kotak nasi saja sampai puluhan juta. Kebijakan ini tentu saja menambah kompleksitas aktivitas, menuntut presisi waktu yang luar biasa dalam menyiapkan, menyajikan, dan bahkan mencuci peralatan makan yang berganti sirkulasi. Jika bukan karena manajemen yang prima, sudah pasti akan keteteran.

 

Koordinasi Rapat, Dedikasi Tanpa Batas

Eji Anugrah Ramadhan, selaku Ketua Umum Panitia, menyampaikan apresiasinya langsung kepada Syaykh atas koordinasi panitia yang begitu rapat dan rapi serta kerja cepat dan tepat. Hal inilah yang membuat pergantian dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya berjalan begitu mulus. Di tengah semua kesibukan itu, rapat-rapat persiapan pembelajaran semester ganjil tahun 2025/2026 juga terus berjalan, menuntut persiapan matang mulai dari perencanaan program, pembuatan modul ajar, hingga penganggaran yang harus masuk dalam ARKAS.

Mohammad Iqbal Aulia, selaku ketua pelaksana teknis lapangan, menegaskan bahwa semua ini terwujud karena personel panitia sudah sangat terlatih dan memiliki dedikasi tinggi. "Koordinasi yang tak henti baik melalui grup WA maupun langsung," ujarnya. Dedikasi tanpa batas ini memang selalu diajarkan oleh Syaykh dengan memberikan contoh konkret. Budaya ini kemudian menular juga kepada para santri, yang mana organisasi pelajar dilibatkan dalam semua lini kegiatan.

Dengan demikian, komunikasi yang efektif, koordinasi yang solid, dan dedikasi tanpa batas menjadi kata kunci yang tak terpisahkan dalam keberhasilan serangkaian aktivitas di Ma'had Al-Zaytun. Kisah ini adalah bukti nyata bahwa dengan manajemen yang baik dan semangat kebersamaan, hal-hal besar bisa dicapai secara simultan dan paripurna. Ini bukan hanya tentang menyelesaikan tugas, tetapi tentang membangun ekosistem kerja yang efisien dan menginspirasi, di mana setiap individu berperan dalam kesuksesan kolektif.