Oleh : H. Adlan Daie
Analis politik dan sosial keagamaan
lognews.co.id - Partai Golkar Indramayu pasca orde reformasi dalam transisi politik masuk ke generasi kedua peralihan dari generasi pertama (Alm) H. Yance dan H. Jahidin. Generasi kedua saat ini direpresentasikan generasi H. Daniel Muttaqin, H. Syaefudin, H. Taufiq Hidayat, H. Muhaemin, Hilal Himawan dan kawan kawan.
Dalam transisi politik itulah problem partai Golkar Indramayu setidaknya dari sudut pandang penulis tampak tidak "power full" dalam memainkan irama politik dalam proyeksi pilkada Indramayu 2024.
Partai Golkar Indramayu seolah kehilangan "separuh jiwa" teknokrasi politiknya, sebuah ketrampilan politik taktis dalam penelitian Willem Liddle selama ini menjadi "advantage", nilai keunggulan partai Golkar.
Memang dalam teori politik Herbiet Feth, analis politik Australian University, transisi politik tidak sekedar alih generasi "orang" secara personal acapkali berkonsekuensi perlunya adaptasi tipologi kepemimpinan politik.
Dalam kategori Herbiet Feth H. Yance dapat diletakkan dalam tipologi kepemimpinan politik "solidarity maker", sosok kuat yang menjadi simpul tempat bersandar keragaman faksi faksi politik di dalamnya
Generasi kedua saat ini belum sampai ke "maqam"dan posisi kepemimpinan politik H. Yance baik beda jaman dan beda tantangan tapi juga berbeda tingkat "kerasnya" ujian politik dan ekosistem sosial politik yang berubah.
Model kepemimpinan politik kedua dari konstruksi Herbiet Feth, yaitu kepemimpinan politik "administrative politics", sebuah model kepemimpinan politik lebih menekankan kemampuan desain teknokrasi politik untuk mencapai "target bersama", target partai
Kepemimpinan politik model kedua inilah dalam perspektif penulis layak diadaptasi generasi kedua di atas sebagai "The Golkar Way", mengutip judul buku Akbar Tandjung, yakni jalan melintas partai Golkar dalam proyeksi menghadapi event pilkada 2024
Sehingga persaingan internal tidak menjadi "break water", alat pemecah yang dimanfaatkan "pihak luar" melainkan 'batu uji" seleksi internal kepemimpinan politik dalam konteks persiapan menghadapi kontestasi politik yang berorientasi "out of looking", keluar.
Di sinilah ujian politik bagi partai Golkar Indramayu. Kemampuannya melintasi transisi politik dengan model kepemimpinan politik yang adaptif dengan tantangan yang dihadapi saat ini akan menentukan berhasil tidaknya partai Golkar dalam proyeksi menghadapi pilkada 2024.
Mari kita tunggu "The Golkar Way", jalan melintas partai Golkar dalam memenangkan pilkada Indramayu 2024.
Wassalam.



